OLIMPIADE 2012 : TRADISI EMAS KAH?

Tak terasa, Olimpiade 2012 pun sudah di depan mata. Para atlit mulai berlomba-lomba mengikuti turnamen-turnamen berlevel Challenge, GPG, dan Super Series (SS) untuk mengumpulkan poin di kualifikasi pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.  Begitu halnya dengan Djarum  Indonesia Open Super Series ( DIOSS) 2011 kemarin. Hampir semua pemain elite dunia bercokol di Istora Senayan untuk memperebutkan hadiah senilai us$ 600.000 dan yang pastinya untuk memperbaiki peringkat pemain itu sendiri.
Memang, Olimpiade seakan memberikan daya magnet tersendiri bagi para atlet bulutangkis dunia. Ajang ini seakan menjadi puncak estimasi dari karier mereka di dunia bulutangkis. Begitu halnya Indonesia yang selalu memasang target “Tradisi emas” di setiap ajang ini digelar.
Sejak pertama kali ajang ini dihelat di Barcelona tahun 1992, Indonesia memang mampu membuktikan target “tradisi emas” tersebut. Melalui tangan Susi Susanti di sector tunggal putri dan sang mantan kekasihnya,Alan budi Kusuma, Indonesia mampu menunjukkan keperkasaannya di cabang olahraga bulutangkis. Susi susanti dengan luar biasanya mampu mengandaskan lawannya Bang Shoo Yun yang berasal dari negeri ginseng tersebut. Di game pertama, Susi harus mengakui kehebatan pemain korea ini dengan kalah 5-11. Namun, di game kedua Susi mampu mematahkan serangan-serangan lawan dengan skor 11-5. Di game ketiga, sepertinya Susi sudah berada diatas angin.karena sang lawan terlihat sudah kehabisan tenaga. And finally…Susi became the first indonesian gold medalist. (wowww..)
Begitu halnya dengan sang mantan kekasihnya, yang kini menjadi pasangan hidupnya, Alan Budikusuma. Beliau mampu meraih medali emas di sector tunggal putra berkat kelihaiannya mematahkan serangan rekannya sendiri Ardy Wiranata di all-indonesian final. Dan kini mereka dijuluki pengantin emas olimpiade.
Di tahun 1996, Indonesia kembali mempertahankan tradisi emas ini melalui pasangan ganda putra Ricky Subagja/Rexy Mainaky. Pasangan kebanggan  Indonesia ini mampu mengangkat marwah bangsa ini dengan menaklukkan Soon Kit/ Kim Hock
Empat tahun berikutnya, Perhelatan akbar itu diselenggarakan di Australia. Ya, lagi dan lagi Indonesia tetap konsisten dengan tradisi emasnya melalui pasangan ganda putra Candra Wijaya/Tony Gunawan. Pasangan yang begitu kokoh di masanya ini mampu menundukkan pasangan ganda Dong Soo/Yong sung
Di tahun 2004, Taufik hidayat sedang berada di top performance. Indonesia  pun berhasil mempertahankan tradisi emasnya di sector tunggal putra ini dengan menundukkan Shoon.S.Moo. Pasangan markis kido/hendra setiawan pun kembali menunjukkan ketangguhannya mengguncang ganda terbaik china, Cai yun/Fu haifeng  melalui pertarungan 21-12.21-16
Lalu, bagaimana dengan tahun 2012?
Siapakah yang akan meneruskan estafet tradisi emas itu? Menilik dari beberapa hasil pertandingan terakhir, rasanya Indonesia ( khususnya PBSI) perlu sedikit berbenah diri.
 Di sector tunggal putra, rasanya hampir tidak mungkin bisa mempertahankan tradisi emas itu. Apakah lagi dan lagi kita harus memasrahkan diri kepada Taufik hidayat yang sudah menginjak kepala 3. Atau Simon Santoso yang kurang bisa menunjukkan hasil yang maksimal di ajang beregu terakhir, Sudirman Cup 2011 lalu. Atau mungkin kepada D.H.Rumbaka? (I just want to say nothing ^_^)
Harapan terbesar berada di pundak pasangan ganda campuran baru, Tantowi Ahmad/Liliana Natsir. Melihat hasil pertandingan mereka di beberapa turnamen terakhir, Indonesia pun menaruh asa terbesarnya. Pasangan ini berhasil menjuarai Thailand, India, dan Singapore Open 2011, dan satu kejuaraan berlevel GPG di Malaysia. Semoga saja. Pasangan ini mampu menunjukkan progress prestasi yang semakin membaik kedepannya agar tradisi itu tetap terjaga.
Tradisi emas, akankah kembali terukir?

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Aku, Kau, dan Dia

Ketika cinta kita bertemu... Happiest Birthday of 25!

One Year Process to Fly High... (Part 1)